laporan praktikum Duduk Daun



Duduk Daun (Phyllotaxsis)
Sit Leaves (Phyllotaxsis)
Khairatul Jannah
khairatuljannah.bio18@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak
          Praktikum yang berjudul “Duduk Daun” telah dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2019 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting. Biasanya berwarna hijau dan berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Praktikum ini bertujuan untuk mengenal bermacam-macam duduk daun (Phyllotaxis) dan membuat diagram duduk daun. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan langsung tanpa menggunakan bantuan alat-alat laboratorium. Objek yang diamati adalah pandan (Pandanus sp), pacing (Costus speciocus J.Sm), mengkudu (Morinda citrifolia), asoka (Ixora paludosa), alamanda (Allamanda cathartica L), pulai (Alstonia scholaris) dan srikaya (Annona squamosa). Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu macam-macam duduk daun pada tumbuhan serta bagaimana menentukan diagram duduk daun.
Keywords: Daun, duduk daun

Abstract
          The practicum entitled “Sit Leaves” was held on March 22, 2019 at the Biology Education Laboratorium of FKIP University of Syiah Kuala. This practicum aims to recognize various kinds of sitting leaves (Phyllotaxsis) and making a sitting diagram of leaves. This practice is carried out using direct observation methods without using the help of laboratory equipment. The objects observed were adalah pandanus (Pandanus sp), pacing (Costus speciocus J.Sm), noni (Morinda citrifolia), ashoka (Ixora paludosa), alamanda (Allamanda cathartica L), pulai (Alstonia scholaris) dan srikaya (Annona squamosa). The results of the observations obtained is the kinds of sitting leaves in plants and determining the sitting diagram of leaves.
Keywords: leaf, sit leaves



Pendahuluan
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan. Morfologi berasal dari bahasa latin morphus yang berarti wujud atau bentuk. Untuk memudahkan para peneliti dalam mengklasifikasikan jenis tumbuhan, bentuk morfologi salah satu indikator yang sangat besar perannya untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, sehingga keragaman tumbuhan yang sangat beranekaragam dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam pemberian nama spesies, famili hingga kingdom (Sarjani, dkk, p. 182)
Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya daun  berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan sebagai tempat utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya (Papuangan, 2014, p. 287).
Daun melekat pada batang didaerah ruas yang disebut nodus, dengan daerah batang diantara simpul yang dikenal sebagai ruas. Susunan daun pada batang dalam spesies tanaman tertentu umumnya terjadi dalam salah satu dari tiga cara dalam sebagian besar spesies daun melekat secara bergantian atau dalam spiral disepanjang batang dengan daun persimpul (Bidlack dan Jansky, 2011, p.106).
Daun ialah suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Batang-batang tempat duduknya atau melekatnya daunn dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) (Tjitrosoepomo, 2009, 7).
Fungsi dari daun pada tumbuhan antara lain sebagai tempat terjadinya fotosintesis, sebagai organ pernapasan (respirasi), tempat terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi dan untuk alat reproduksi vegetatif (Syukriah dan Pranggarani, 2016, p.25).

Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada tanggal 22 Maret 2019.

Target/Subjek/Populasi/Sampel
          Subjek yang melakukan praktikum adalah mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan tahun 2018. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati, mengenal dan mengetahui bermacam-macam duduk daun (Phyllotaxsis) dan membuat diagram duduk daun. Sampel pada praktikum ini adalah pandan (Pandanus sp), pacing (Costus speciocus J.Sm), mengkudu (Morinda citrifolia), asoka (Ixora paludosa), alamanda (Allamanda cathartica L), pulai (Alstonia scholaris) dan srikaya (Annona squamosa).

Prosedur
          Untuk mengamati daun tunggal, terlebih dahulu disediakan pandan (Pandanus sp), pacing (Costus speciocus J.Sm), mengkudu (Morinda citrifolia), asoka (Ixora paludosa), alamanda (Allamanda cathartica L), pulai (Alstonia scholaris) dan srikaya (Annona squamosa). Kemudian menuliskan nama preparat dan nama familinya, digambarkan bagian-bagian daun dan disebutkan serta dituliskan duduk daun dan rumus daun.

Teknik Pengumpulan Data
          Data pada praktikum ini berupa data dalam bentuk gambar yang disertai dengan deskripsi dan paparan dari setiap gambar tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap subjek yang diamati.

Teknik Analsisis Data
          Teknik analasis data pada pengamatan ini yaitu analisis deskripitif dengan penjelasan yang berakaitan dengan penjelasan yang berkaitan dengan gambar tersebut.

Hasil dan Pembahasan
Daun ialah suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tanaman. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun disebut buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan ketiak (axilla). Daun biasanya berwarna hijau yang disebut klorofil (Agustin dan Prasetyo, 2011, p.58).
Daun berperan untuk menangkap cahaya dan sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Perkembangan jumlah daun juga akan mempengaruhi perkembangan tanaman. Semakin banyak daun, maka dapat diartikan semakin banyak cahaya yang dapat ditangkap sehingga proses fotosintesis akan meningkat (Rogomulyo, dkk, 2014, p.35).
Urut-urutan pembentukan daun sejak awal perkembangannya (Plastrochrone) secara genetik telah diprogram untuk membentuk sudut tertentu (sudut divergensi) antara dua daun yang berurutan. Sudut divergensi diperoleh dengan rumus: (a/b) x 360ยบ;  a: jumlah putaran yang dilalui oleh daun pada dua daun yang letaknya segaris atau tegak lurus (garis spiral genetik) dan b: jumlah daun yang dilewati selama melewati garis ortostik (Indriyani, dkk, 2018, p.12).
Deretan rumus-rumus daun yang memperlihatkan sifat-sifat atau karakteristik suatu jenis tumbuhan dinamakan suatu deret Fibonacci (Haryani, 2015, p.16).
Untuk mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain telah dilewati sejumlah b daun, berarti pada batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak lurus (garis vertical) yang disebut ortostik (Zulfania, dkk, 2017, p.394).
Pembilang merupakan daun yang tegak lurus dengan daun titik tolak garis spiral tadi mengelilingi batang sebanyak a kali. Penyebut merupakan jumlah daun yang dilewati sebanyak b daun.
Untuk menentukan rumus daun, maka spiral genetisnya melalui jalan pendek karena duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi.
Spirotik adalah spiral genetik sulit untuk ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi.
Parastik adalah tata letak daunnya cukup rapat, duduk daun seakan-akan menurut garis-garis spiral ke kiri atau kekanan. Tampaknya lalu ada dua spiral ke kiri dan kekanakan.
Berdasarkan hasil praktikum langsung, pandan (Pandanus sp) memiliki duduk daun yaitu roset akar karena batangnya amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas tanah, jadi roset itu amat dekat dengan akar.
Description: C:\Users\user-pc\Documents\khairaa\duduk daun\IMG-20190322-WA0016.jpg
Pandan (Pandanus sp)
(Dok. Google)
         Berdasarkan hasil praktikum langsung, pacing (Costus specious J.Sm.) memiliki duduk daun yaitu 1 spirotik karena daun-daunnya tersusun seperti anak tangga pada tangga yang melingkar.
Description: C:\Users\user-pc\Documents\khairaa\duduk daun\IMG-20190322-WA0022.jpg
Pacing (Costus specious J.Sm.)
(Dok. Google)
          Berdasarkan hasil praktikum langsung, mengkudu (Morinda citrifolia L) memiliki duduk daun yaitu bersilang berhadapan karena pada setiap buku-buku itu letaknya berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar 180). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi.
Description: C:\Users\user-pc\Documents\khairaa\duduk daun\IMG-20190322-WA0017.jpg
Mengkudu (Morinda citrifolia L)
(Dok. Google)
          Berdasarkan hasil praktikum langsung, asoka (Ixora paludosa) memiliki duduk daun yaitu bersilang berhadapan karena memiliki duduk daun yaitu bersilang berhadapan karena pada setiap buku-buku itu letaknya berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar 180). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi.
Description: C:\Users\user-pc\Documents\khairaa\duduk daun\IMG-20190322-WA0020.jpg
Asoka (Ixora paludosa)
(Dok. Google)
         Berdasarkan hasil praktikum langsung, alamanda (Allamanda cathartica L)  memiliki duduk daun yaitu berkarang karena pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun.
Description: C:\Users\user-pc\Documents\khairaa\duduk daun\IMG-20190322-WA0021.jpg
Alamanda (Allamanda cathartica L)
(Dok. Google)
         Berdasarkan hasil praktikum langsung, pulai (Alstonia scholaris) memiliki duduk daun yaitu berkarang karena pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun.
Description: C:\Users\user-pc\Documents\khairaa\duduk daun\IMG-20190322-WA0019.jpg
pulai (Alstonia scholaris)
(Dok. Google)
         Berdasarkan hasil praktikum langsung, srikaya (Annona squamosa) memiliki duduk daun yaitu berseling karena memiliki rumus daun ½ serta tata letak daunnya tersebar.
Description: C:\Users\user-pc\Documents\khairaa\duduk daun\IMG-20190322-WA0018.jpg
Srikaya (Annona squamosa)
(Dok. Google)

Simpulan dan Saran
Simpulan
           Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting. Batang-batang tempat duduknya atau melekatnya daunn dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya terdapat pada batang dan cabang-cabangnya, ada pula yang berjejal-jejal pada suatu bagian pangkal batang atau pada ujung batang.

Saran
          Pada praktikum ini disarankan untuk  memperhatikan penjelasan yang diberikan asisten laboratorium tentang diagram daun Serta disarankan untuk sebelum menganalisis bagian-bagian daun, kita diharuskan membaca terlebih dahulu tentang morfologi tumbuhan.
           
Daftar Pustaka
Agustin, S. dan Prasetyo, E. (2011). Klasifikasi Jenis Pohon Mangga Gadung Dan Curut Berdasarkan Tesktur Daun. Jurnal Sesindo. Vol. 1(2). 58-64.
Bidlack, J.E. dan Jansky, S.H. (2011). Stern’s Introductory Plant Biology Edition Twelve. New York : McGraw Hill.
Haryani, Tri Saptari. (2015). Karakterisasi morfologi dan anatomi selada air (Nasturtum spp) di kabupaten Batang dan Semarang sebagai sumber belajar dalam mata kuliah morfologi dan anatomi tumbuhan. Jurnal Dkv Adiwarna. Vol. 1(2): 15-25.
Indriyani, S, dkk. (2018). Pola Hubungan Nutrisi Tajuk, Morfologi Tajuk, Komponen Tandan dan Komponen Hasil Kelapa Sawit pada Lahan Gambut di Kalimantan Tengah. Jurnal Agrikultural. Vol. 28(1): 11-19.
Papuangan, dkk. (2014). Jumlah Dan Distribusi Stomata Pada Tanaman Penghijauan di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. Vol. 3(1). 287-292.
Rogomulyo, dkk. (2014). Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma zedoaria L.). Jurnal Vegetalika. Vol.3(4). 29–39.
Sarjani, dkk. (2017). Identifikasi Morfologi dan Anatomi Tipe Stomata Famili Piperaceae di Kota Langsa. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA.  Vol. 1(2). 182-191.
Syukriah, F. dan Pranggarani, L. (2016). Implementasi Teknologi Augmented Reality 3D Pada Pembuatan Organologi Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Fifo. Vol. 8(1). 23-32.
Tjitrosoepomo, G. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Zulfania, K.D. (2017). Hubungan Riwayat Paparan pestisida dengan tekanan darah pada petani penyemprot di desaSumberjo Kecamatan ngablak kebupaten Magelang. Jurnal kesehatan masyarakat. Vol. 5(3). 392-401.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan praktikum uji akrolein

laporan bunga majemuk